This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Saturday, 9 February 2019

9 LANGKAH "MEMBANGUN" MASJID BERDAYA

Oleh: Ust. M. Jazir ASP

Judul diatas ada tanda petik dalam kata 'membangun'. Sengaja diberi tanda petik, karena konsep membangun masjid seharusnya sudah tidak lagi berhenti pada visi membangun masjid megah secara fisik, tapi kemudian harus bergerak menuju masjid yang BERDAYA. Berdaya melayani ummat, berdaya menolong ummat, berdaya mensejahterakan ummat.

Imajinasi kita harus bergerak ke masjid berbasis manfaat. Bagaimana membangun program pelayanan masjid yang tidak hanya berhenti pada pelayanan ibadah mahdhoh saja, tetapi juga bergerak ke pelayanan jamaah dalam segala dimensi : pendidikan, ekonomi bahkan kesehatan.

Kesadaran ini membawa para pemerhati masjid kemudian bertanya lebih jauh. Bagaimana langkahnya? Apa yang seharusnya dilakukan terlebih dahulu? Apa aksi konkretnya?

Walau pastilah tidak sempurna, setidaknya berikut rangkuman 9 langkah membangun masjid berdaya.

1. Memasang Niat
Memilih jalan menjadi aktivis masjid bukanlah kerja eksistensi. Ia adalah kerja pelayanan. Jalannya sepi. Ia bukan jalan yang bertabur puji dan apresiasi. Jikapun ada, ia bukanlah tujuan dari kita membangun masjid.

Membangun masjid penuh mashlahat adalah sebaik-baik ibadah. Maka kerja membangun masjid hanyalah urusan kita dengan Allah Subhanahuwata'ala.

Jika masjid infrastrukturnya baik, nyaman untuk ibadah, maka mudah-mudahan akan banyak hamba Allah yang makin khusyuk beribadah.

Jika masjid banyak menyediakan layanan ta'lim, belajar Qur'an, maka mudah-mudahan jamaah makin dekat dengan Allah.

Jika masjid dapat menjawab permasalahan sosial, memudahkan mencari pekerjaan, memudahkan seseorang mendapatkan jodoh, menjembatani potensi ekonomi sehingga terjadi pemberdayaan, maka mudah-mudahan makin banyak yang ke masjid.

Lalu, siap-siap mendapatkan janji Rasulullah, barangsiapa menjadi jalan kebaikan, baginya pahala yang sama ketika kebaikan itu dilakukan. Bayangkan saja pahala yang didapat para aktivis masjid. Inilah tujuan kita : keridhoan Allah semata.

Niat membangun masjid harus lurus selurus-lurusnya. Dilakukan hanya untuk ridho Allah. Dikerjakan untuk menghapus dosa dan salah di masa lalu. Diniatkan untuk menjadi kebaikan yang mengalir untuk kedua orang tua kita.

Niat lurus para pengurus masjid akan memudahkan proses dan langkah masjid dalam pembangunan kedepannya. Baik pembangunan fisik maupun non fisik.

2. Menyiapkan Organisasi
Setiap saya berkeliling menyampaikan narasi manajemen masjid, pada sesi obrolan ringan, para pengurus masjid selalu berkomentar hampir sama :

"Sebenarnya kami sudah berfikir seperti yang akang utarakan. Kami sebenarnya sudah mengerti harus seperti itu, tetapi bingung siapa yang mau mengeksekusi."

Disinilah titik strategisnya. Sebelum banyak berbicara tentang konsep dan gagasan. Para aktivis masjid yang memang meniatkan diri membangun masjid seyogyanya menyiapkn ORGANISASI yang siap mengeksekusi program secara profesional.

Hampir disetiap masjid, morfologi para pengurus DKM adalah karyawan atau pengusaha yang juga pasti punya kesibukan. Ada pun yang bisa fokus penuh waktu adalah para pensiunan yang juga pada akhirnya terbatas pada energi dan daya eksekusi gerak. Akhirnya masjid dijalankan dengan waktu sisa. Alakadarnya. Mengandalkan waktu-watu luang para DKM.

Hal itulah yang membuat semua gagasan berhenti di titik wacana. Akhirnya setiap niat baik hanya berada diatas kertas. Guna menghindari hal ini, para penggiat masjid sejatinya harus menyiapkan jajaran eksekutif yang siap menjalankan program masjid secara penuh waktu.

Maka masjid sebaiknya memiliki CEO, membangun direktorat pelayanan, menyiapkan para manager untuk setiap mengelola setiap proyek dakwah, menyediakan staff sebagai ujung tombak pelaksanaan.

Seminimalnya adalah general manager yang bertanggung jawab menjalankan program masjid secara profesional. Bekerja penuh waktu di masjid. Mendedikasikan diri untuk masjid. Bukan waktu sisa, bukan energi sisa

3. Membangun Infrastruktur
Setelah organisasinya siap, barulah kemudian melangkah ke pembangunan infrastruktur. Jika masjidnya dibangun dari awal, maka kerja di titik ini hampir dominan kerja konstruksi. Membangun masjid dari lahan wakaf.

Namun jika masjidnya sudah ada, para pengurus tinggal memperbaiki infrastruktur yang ada, atau menambah jika ada yang kurang.

Pada tahapan ini, masjid sebaiknya mengawali konsep membangun dari niatan fungsi yang ada. Fungsi utamanya tentu ibadah, namun tidak menutup kemungkinan diperlukan fungsi masjid yang lain.

Jika masjid meniatkan adanya aktivitas edukasi untuk ummat, maka tentu dibutuhkan area auditorium. Jika masjid berencana menjamu para guru, maka setidaknya ada kamar untuk para asatidz. Jika masjid meniatkan untuk punya imam tetap, alangkah baiknya ada fasilitas mukim untuk para karyawan masjid. Jika masjid meniatkan menjadi pusat ekonomi, setidaknya ada bagian luar dari masjid yang didesain untuk menjadi pusat perdagangan ummat.

4. Menyelenggarakan Ibadah
Setelah infrastruktur terbangun, barulah masjid siap untuk melayani jamaah dalam aktivitas ibadah.

Ada fasilitas wudhu dan toilet.
Ada fasilitas ruang utama masjid.
Ada fasilitas audio untuk menunjang.

Di titik ini, masjid sebaiknya berfokus memastikan kenyamanan jamaah dalam beribadah mahdhoh. Memastikan area bersuci tidak bercampur najis. Memastikan ruang utama sholat sejuk. Memastikan audio imam terdengar baik. Memastikan segala titik area masjid bersih terawat.

Jika poin 4 ini terselenggara dengan baik, insyaAllah traffic jamaah yang ke masjid akan semakin tinggi, karena masjid berfokus selayaknya entitas bisnis yang memastikan kenyamanan customer.

Masjid memiliki potensi kunjungan yang dijamin langit : kewajiban shalat 5 waktu bagi pria di masjid. Tinggal bagaimana caranya membuat para jamaah nyaman, tertambat hatinya di masjid, bahkan loyal akam kajian-kajian yang dilakukan masjid.

Poin 4 ini adalah kuncinya : membangun infrastruktur yang siap melayani jamaah dengan serius.

5. Mendata Jamaah
Setelah jamaah masjid mulai mengalir dan bergerak keluar masuk masjid, hal yang terlupakan oleh para jajaran DKM adalah MENDATA jamaah dengan seksama.

Data diri jamaah menjadi penting, karena logika masjid adalah pelayanan publik. Ia adalah fasilitas ummat yang posisinya melayani jamaah. Jika benar demikian, maka posisi jamaah adalah pelanggan. Dan perusahaan jasa yang baik adalah mereka yang memiliki data lengkap pelanggan.

Pada logika dasar yang lain, pendataan jamaah juga penting untuk mengetahui populasi objek jamaah yang harus masjid tersebut layani.

Ada berapa jamaah masjid terdaftar?
Adakah nomor kontak ber-WA nya?
Sudahkah jelas alamat tinggalnya?
Apa profesinya?
Bagaimana tingkat ekonominya?
Apa pendidikan terakhirnya?
Apa potensi kompetensi yang dimiliki?
Apa masalah yang sedang dihadapi?
Bagaimana kemampuan interaksi jamaah terhadap Al Qur'an?
Dan seterusnya....

Serius mensensus jamaah adalah langkah profesional masjid yang memang berniat melayani jamaah.

6. Mengalirkan Dana
Setelah jamaah terdata dengan baik, maka langkah berikutnya adalah mengalirkan arus pemasukan untuk masjid. Selayaknya sebuah entitas perusahaan jasa, harus ada budgeting yang jelas : berapa uang yang direncanakan masuk, lalu berapa target pembelanjaan masjid.

APBM : Anggaran Pemasukan Belanja Masjid

Jika masjid melayani setidaknya 300KK muslim. Dan 1 KK berkomitmen rata-rata infaq senilai Rp 50.000,00 setiap hari jumat. Maka pemasukan masjid perbulan adalah 300 x 50rb x 4 = 60 juta rupiah.

Jika operasional listrik dan air Masjid berada di 5 juta rupiah. Lalu anggaran SDM di 15 juta rupiah. Maka Masjid masih memiliki 40 juta rupiah per bulan untuk di transformasikan menjadi program.

Program inilah yang kemudian akan kembali membawa pemasukan arus positif bagi masjid. Karena jamaah merasa terlayani, jamaah mendapatkan dampak dari program, maka jamaah akan loyal mendukung masjid.

Maka penting bagi masjid untuk memiliki Baitul Mall, atau lajnah Ziswaf yang terus menerus beroperasi sepanjang tahun. Dijalankan oleh tim profesional yang memang mendedikasikan diri untuk membangun layanan.

7. Menyediakan Layanan
Sedikit sudah saya singgung di poin sebelumnya, setelah masjid memiliki arus pemasukan yang deras, maka berikutnya, masjid harus membangun program layanan.

Masuk 10 juta, layanan 10 juta.
Masuk 100 juta, layanan 100 juta.
Masuk 1000 juta, layanan 1000 juta.

Ini konsep berfikir baku yang harus dimiliki oleh banyak pengurus masjid. Infaq jamaah adalah amanah yang harus dikembalikan kembali ke ummat.

Di poin ini, terkadang pengurus masjid terkungkung pada program ibadah mahdhoh saja. Ketika shalat 5 waktu sudah dilakukan, ibadah jumat sudah diselenggarakan, perayaan hari besar Islam sudah terselenggara, pengurus merasa sudah cukup. Padahal masjid adalah asset ummat yang harusnya bermanfaat selama 24 jam.

Masjid sangat dianjurkan mengadakan layanan edukasi. Baik diniyyah ataupun non diniyyah. Yang penting outputnya ummat bangkit secara pemikiran.

Masjid sangat dianjurkan memiliki Pusat Layanan Karir. Membantu jamaah sekitar yang belum ada pekerjaan. Membangun kursus singkat keahlian. Memastikan para generasi mudanya memiliki pekerjaan baik.

Masjid sangat dianjurkan memiliki pusat layanan rumah tangga. Memudahkan jamaah menikah, mempertemukan pasangan, mendidik pra-pasca nikah, hingga membantu mewalimahkan.

Masjid sangat dianjurkan memiliki pusat koseling, menyediakan para psikolog yang berbasis syariat Islam. Menjadi pusat konseling ummat. Atas permasalahan yang dihadapai.

Masjid sangat dianjurkan memiliki pusat bisnis. Menyediakan pelatihan bisnis gratis, menyediakan area dagang agar ummat bisa berinteraksi ekonomi, mempertemukan para pemodal dan pemilik kompetensi.

Masjid sangat dianjurkan menjadi pusat layanan sosial. Memastikan dhuafa disekitar masjid dapat mencukupi kebutuhan hidup. Memastikan setiap yatim piatu tersantuni dengan baik. Menjembatani para aghniya yang ingin menolong para dhuafa.

Poin 7 inilah yang menjadi jawaban kuat dalam memakmurkan masjid. Masjid harus berfokus MELAYANI jamaah. Jangan dibalik, jamaah melayani masjid, bukan begitu seharusnya. Semangat utamanya adalah melayani. Masjid sebagai platform aktivitas ummat harus lebih dulu melayani. InsyaAllah loyalitas jamaah pada masjid akan hadir dengan sendirinya

8. Memberdayakan Ekonomi
Setelah arus uang dapat dibangun...
Setelah masjid memiliki pemasukan yang cerah...
Maka program layanan dibangun...

Setelah layanan demi layanan dibangun..
maka berikutnya masjid harus masuk pada fase yang lebih menantang : menjadi triger lahirnya usaha ummat.

Jika jamaah sebuah masjid dirasa sudah cukup solid. Jika jamaah sebuah masjid dirasa sudah cukup erat secara ukhuwah. Maka langkah berikutnya adalah bagaimana MENJAHIT POTENSI ASSET yang ada dalam tubuh ummat.

Masjid sangat dianjurkan memiliki pos wakaf produktif. Ada dana abadi yang dijaga nilainya, dan digerakkan untuk kepentingan ekonomi.

Sangat mungkin sekali, masjid sebagai pemilik wakaf produktif - bekerja sama dengan seorang pengusaha yang memiliki lahan dan ruko - lalu bekerja sama juga dengan profesional yang memiliki kompetensi bakery. Jadilah toko roti milik masjid. Masjid memiliki saham 50%, pemilik ruko 30% dan CEO terpilih 20%. Misalnya demikian.

Maka akan lahir BUMM, Badan Usaha Milik Masjid, yang dikelola baik, diawasi baik, dijalankan baik dan tetap menjaga ekosistem pengusaha muslim. hasilnya kembali ke masjid.

Maka sangat mungkin, di etape pertama pemasukan masjid hanya 10 juta per bulan.
Begitu merapikan data jamaah dan infaq komitmen per jamaah, jadi 50 juta per bulan.
Begitu program layanannya banyak, jadi 200 juta per bulan.
Begitu melangkah berbisnis, jadi 500 juta per bulan.
Dana yang sebegitu besar sangatlah cukup untuk membangun multi layanan kepada jamaah. Jika 1 masjid yang hanya mengelola 1000 jamaah lalu memiliki pemasukan 500 juta per bulan, sangatlah cukup untuk menjalankan program pemberdayaa

9. Menjalin Jejaring
Setelah sebuah masjid makmur memiliki arus pemasukan 1M per bulan, apa yang kemudian harus dilakukan?

Apakah kembali memasang keramik baru pada keramik yang masih baik?
Apakah kembali mengganti sajadah masjid yang sebenarnya masih layak pakai?

Apakah kembali meninggikan menara?

Apa yang seharusnya dilakukan?

Disinilah narasi besar dari JEJARING Masjid Titik Cahaya (JMTC).

Jika sebuah masjid sudah sangat surplus, maka tugas masjid tersebut berikutnya adalah membantu memakmurkan masjid-masjid lain disekitarnya.

Semoga membawa ummat keluar dari kegelapan. اِنْ شَآ ءَ اللّهُ
Semoga bermanfaat.

Sunday, 10 December 2017

RSML Kirim Tim Kesehatan, Obat, dan Sembako ke Pacitan

Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan melalui Tim Komite Kesehatan Bencana/Disarter Management Center mengirim empat tenaga medis, obat-obatan dan sembako untuk membantu korban bencana banjir Pacitan.
Tim Komite Kesehatan Bencana dilepas  oleh Direktur RS Muhammadiyah Lamongan dr Hj Umi Aliyah MKes, Sabtu (9/12/2017) pagi tadi di halaman RS.
Umi Aliyah berpesan agar memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi seluruh korban  dengan ikhlas dan mengharapkan ridho Allah.
“Tugas Tim Komite Kesehatan Bencana/DMC RSML sebagai penolong kesengsaraan umum. Saudara kita di Pacitan terkena bencana banjir maka tugas kita harus memberikan apa yang kita bisa lakukan untuk meringankan beban korban,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama Wakil Ketua 2 Tim Komite Kesehatan Bencana/DMC RSML Zaenal Suwandi menyampaikan, ini salah satu bentuk komitmen kita bersama dalam penanggulangan bencana baik bencana di dalam negeri maupun bencana di luar negeri.
“Saya berharap agar tim yang bertugas dapat menjalankan tugasnya dengan baik, mampu bekerja sama dengan tim dari instansi lain yang sama-sama bertugas disana dan tetap menjaga kesehatan,” katanya.
“Selama enam hari empat orang perwakilan Tim Komite Kesehatan Bencana/DMC RSML akan memberikan pelayanan kesehatan di Pacitan di bawah koordinasi Majelis Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur,” kata Zaenal.
Sebelumnya RSML pernah mengirim tim medis, obat-obatan, dan makanan ke Banglades membantu pengungsi Rohingya. (Bayu Saputra)

Wednesday, 12 November 2014

INHOUSE TRAINING KEPERAWATAN


Tepatnya pada tanggal 12 November 2014 di ruang PSDI RS. Muhammadiyah Lamongan terlihat ramai oleh para perawat. Setelah ditelusuri ternyata diruangan ini diadakan Inhouse Training keperawatan dengan tema "Terapi Intravena".
Bu Ninik Endang ST selaku Ketua Komite Keperawatan menegaskan pada acara tersebut yang menyampaikan materi adalah dari PT. Pro Device, untuk peserta yang hadir sekitar 40 orang perawat yang diundang dari berbagai ruangan rawat inap maupun rawat jalan.


Thursday, 6 November 2014

PEDOMAN PENEGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PERAWAT INDONESIA

Wednesday, 5 November 2014

UU NO 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan ucapan Alhamdulillah, akhirnya Undang- undang tentang keperawatan telah disahkan. Berikut kami lampirkan UU no 38 Th 2014 tentang Keperawatan sbb: DOWNLOAD

Sunday, 2 November 2014

9 KEBIASAAN BAIK YANG PERLU DILAKUKAN UMAT ISLAM


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
VISI  DAN MISI KEHIDUPAN MANUSIA
Oleh : Uzt Zaini Munir Fadholi
(Materi Orientasi Akidah UNIRES, Gedung U, Selasa-18-09-2012)
Visi adalaha apa yang hendak kamu capai, dan misi adalah apa yang harus kamu lakukan untuk mencapainya. So apa visi hidup manusia?, jawabannya ada di al-An’am 162-163. Inti dari ayat  tersebut adalah tekad dan janji untuk mencapai ridha Allah. Untuk mencapai hal itu, misinya juga telah disampaikan di  dalam al-Qur’an ; adz-Dzari’at : 106. Jadi misi kita adalah BERIBADAH!.
Nah sekarang, apa ibadah itu?, simple, ibadah adalah tunduk patuh kepada Allah berlandaskan cinta kepada-Nya. Dalam pengertian ini, maka semua yang kita lakukan karena ketundukan dan kecintaan kepada Allah bisa disebut ibadah.
Trus, kenapa kita harus beribadah?... ada bebarapa jawaban :
1.      Karena Allah adalah Rabb manusia yang telah menciptakan kita dan semu manusia, termasuk semua kebutuhan manusia di jagad ini (al-Baqarqh : 22-21).
Manusia-manusia yang tidak mau beribadah kepada Allah tanpa memperhatikan status ke-Rabb-an Allah, ditegur oleh Allah di dalam al-Infithar : 6-9. Hai manusia, apa yang membuatmu tertipu sehingga tidak beribadah?, padahal  Dia lah yang telah menciptakan kamu dengan sebaik-baiknya?. Jadi ibadah adalah tanda bahwa kita ini memang “waras” dan tahu diri.
2.      Karena manusia pasti kembali pada Allah dan mempertanggung jawabkan misi hidupnya.  Yaasin : 22. Al-Insyiqaq : 6-14.
 Kedua kelompok ayat ini mengingatkan manusia bahwa akhirnya manusia akan kembali kepada  Allah, maka sangat wajar jika mempersipan diri dengan beribadah. Nasib manusia ketika kelak bertemu dengan Allah tergantung bagaimana ia menyelelsaikan misi hidupnya.
Misi ibadah adalah misi maha penting, maka untuk melaksanaannya tidak boleh sembarangan, melainkan mengikuti petunjuk yang telah dibawa oleh Rasulullah Muhammad saw. Rasulullah saw pernah membuat gambar lurus dan disampingnya ada garis-garis bengkok-bengkok, lalu beliau membacakan al-An’am : 153.
II. THE NINE GOLDEN HABIT YANG DISOSIALOSASIKAN PP MUHAMMADIYAH
 (sebuah langkah awal untuk meningkatkan kualitas misi hidup kita)
1.      Shalat (pertama dihisab –Sunan Kubra Nasa’i)
a.      Biasakan shalat wajib di awal waktu (amal utama menurut banyak riwayat)
b.      Shalat dengan berjamaah dan diiringi rawatib (dalam hadis 27 derajat lebih baik, langkah kaki penghapus dosa, duduk menunggu waktu sama dengan pahala shalat, 12 rakaat rawatib sehari semalam dibangunkan rumah di surga)
c.       Tahajjud sepertiga malam terakhir.
d.      Shalat dhuha (lebih dari shadaqah 360 sendi, 4 rakaat dicukupkan rezki siang itu)
2.      Puasa
a.      Wajib tentu saja
b.      Sunnah, Daud, Senin-Kamis, Sebulan 3 hari ayyam al-Bidh 13,14,15. 10 Muharram, Arafah
3.      Infaq
a.      Atleast 2,5 % dari harta kamu tiap bulan, penghasilan ataupun jajan dari ortu. (al-Ma’arij : 24,25)
4.      Tadarrus
a. Usahakan 1 juz 1 hari. (Faathir : 29-30), al-Muzammil : 4.
b.      Pelajari kandungannya juga
5.      Menjaga adab Islami
a.      Pergaulan muda mudi. Zina-zina kecil
b.      Pada orang tua, dan yang lebih tua dari kita
c.       Menjaga  hak-hak sesama muslim ; salam, undangan didatangi, dinasehati, dijawab bersinnya, sakit ditengok, tkziyah
d.      Aktifitas sehari2 dengan bsimillah, tayammun.
e.      Dalam berpakaian (an-Nur : 31)....shinfaani min ahlinnar lam araahuma dst
6.      Baca buku!.
a.      Sehari minimal 1 jam untuk baca buku dengan serius
7.      Mengaji dan Berada dalam Komunitas Orang Shaleh
a.      Ikutilah kajian minimal seminggu sekali
8.      Berorganisasi
Carilah organisasi apa saja yang baik, utamanya yang berdakwah dst...
9.      Berfikir Positif!!!!!!!
Awal dari semua... yeah!!.
a.      Sumber pikiran positif SUMBER UTAMANYA adalah berprasangka baik kepada Allah ta’ala. Al-Hasyr : 22-24.
b.      Lihatlah hidup dengan kaca mata positif, semangat doa rabbana atina fiddunya hasaanah wa fil akhirati hsanah
c.       Lihatlah dirirmu sebagai orang hebat
d.      Berfikir positif pada orang lain....sangat penting dalam tentukan teman dan lawan
e.      Dalam menyikapi sesuatu

Tuesday, 20 May 2014

paradigma akreditasi 2012 di bidang Keperawatan

Akreditasi Rumah Sakit merupakan suatu proses dimana sutu lembaga independen melakukan assesmen terhadap rumah sakit. tujuannya adalah menentukan apakah rumah sakit tersebut memenuhi standar yang dirancang untuk memperbaiki keselamatan dan mutu pelayanan. Dalam akreditasi versi 2012 untuk bidang keperawatan merupakan hala yang paling banyak didalam bab akreditasi. Seluruh komponen yang ada dirumah sakit harus terlibat total dam meningkatkan mutu pelayanan serta peningkatan keselamatan pasien.
pada bab sasaran keselamatan pasien ini sangat bersinggungan dengan perawat pelaksana dilapangan sehingga perlu adanya satu kesatuan visi utuk mewujudkan hal tersebut mulai dari identifikasi, komunikasi efektif, peningkatan keamanan obat HAM, kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi, penggurangan pasien infeksi serta pengurangan risiko pasien jatuh. semua itu perlu adanya assesmen yang cukup baik serta pemahaman yang sama tentang keselamatan pasien.
hak pasien dan keluarga juga perlu dijelaskan pada keluarga sesuai dengan UU NO 44 pasal 32 Tahun 2009 yang ada 18 point. pendidikan pasien dan keluarga juga harus tertulis dan ada bukti di status pasien masing masing serta tidak kala pentingnya adalah bagaimana dengan peningkatan mutu dan keselamatan pasien masing - masing unit harus menentukan mutu sesuai dengan profil unitnya.