Friday, 13 December 2013

Mutu Keperawatan



KONSEP MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN

A.  Definisi
Peningkatan mutu palayanan adalah derajat member pelayanan secara efisien dan efektigf sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan pasien, memanfaatkan teknologi tepat guna dan hasil penelitian dalam pengembangan pelayanan kesehatan/keperawatan sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal.

Dalam konteks pelayanan keperawatan, mutu mempunyai arti:
1.   Caring yang merupakan fokus/inti dari keperawatan
2.   Mutu bersifat relatif untuk setiap klien
3.   Bersifat dinamis dan selalu berubah dari waktu ke waktu
4.   Berupa kepuasan yang harus dicapai sesuai dengan standar operasional
5.   Berupa pengawasan dimana diperlukan dalam lingkungan yang kompetitif
6.   Merupakan tantangan yang harus diterima dan dipenuhi oleh keperawatan. Tanggung jawab mutu dalam keperawatan mencakup 3 komponen yaitu: hasil dari asuhan  keperawatan,  penampilan  kinerja  profesional  perawat  dan  pembiayaan keperawatan


B.  Pengukuran mutu pelayanan
Mutu pelayanan dapat diukur dengan menggunakan tiga variable, yaitu input, proses dan output/outcome.
1.   Input adalah segala sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
seperti  tenaga,  dana,  obat,  fasilitas  peralatan,  teknologi,  organisasi,  dan informasi.
2.   Proses   adalah   interaksi   professional   antara   pemberi   pelayanan   dengan konsumen (pasien dan masyarakat). Setiap tindakan medis/ keperawatan harus selalu mempertimbangkan nilai yang dianut pada diri pasien. Interaksi profesuonal selalu memperhatikan etika terhadap pasien :
a.   Berbuat  hal-  hal  yang  baik  (beneficence)  terhadap  manusia  khususnya pasien, staf klinis dan non klinis, masyarakat dan pelanggan secara umum.
b.   Tidak menimbulkan kerugian (nonmaleficience) terhadap manusia.
c.   Menghormati manusia (respect for persons) menghormati hak otonomi, martabat, kerahasiaan, berlaku jujur, terbuka, empati.
d.   Berlaku adil (justice) dalam memberikan layanan.
3.   Output/outcome adalah hasil pelayanan kesehatan atau pelayanan keperawatan, yaitu berupa perubahan yang terjadi pada konsumen termasuk kepuasan dari konsumen. Tanpa mengukur hasil kinerja rumah sakit/ keperawatan tidak dapat diketahui apakah input dan proses yang baik telah menghasilkan output yang baik pula.











C.  Indikator penilaian mutu asuhan keperawatan
1.   Indikator mutu yang mengacu pada aspek pelayanan meliputi :
a.   Angka infeksi nosokomial : 1-2 %
b.   Angka kematian kasar : 3-4 %
c.   Kematian paska bedah : 1-2 %
d.   Kematian ibu melahirkan : 1-2 %
e.   Kematian bayi baru lahir : 20/1000 f.   NDR (Net Death Rate) : 2,5 %
g.   ADR (Anesthesia Death Rate) maksimal 1/5000 h.   PODR (Post-Operation Death Rate) : 1%
i.   POIR (Post-Operative Infection Rate) : 1 %
2.   Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi RS
a.   Biaya per unit untuk rawat jalan
b.   Jumlah pendeita yang mengalami dekubitus
c.   Jumlah penderita yang jatuh dari tempat tidur. d.   BOR : 70-85%
e.   BTO (Bed Turn Over) : 5-45 hari atau 40-50 kali per satu tempat tidur/tahun.
f.   TOI (Turn Over Interval) : 1-3 TT yang kosong
g.   LOS (Length of Stay) : 7-10 hari
3.   Indikator mutu yang berkaitan dengan kepuasan pasaien dapat diukur dengan jumlah keluhan dari pasien /keluarga, surat kaleng, surat masuk kotak saran.
4.   Indikator mutu yang mengacu pada keselamatan pasien :
a.   Pasien terjatuh dari tempat tidur/ kamar mandi b.   Pasien diberi obat salah, pemakaian obat
c.   Tidak ada obat/alat emergency d.   Tidak ada oksigen
e.   Tidak ada suction/ penyedot lender.
f.   Tidak tersedia alat pemadam kebakaran. g.   Pemakaian air, listrik, gas dll.
5.   Indikator klinik mutu pelayanan keperawatan diklinik meliputi :
a.   Keselamatan pasien terdiri dari :
1)  Angka kejadian dekubitus
2)  Kesalahan pemberian obat oleh perawat
3)  Pasien jatul
4)  Cedera akibat restrain
5)  Flebitis
b.   Perawatan diri
c.   Kepuasan pasien d.   Kenyamanan
e.   Kecemasan
f.   Pengetahuan





D.  Ruang Lingkup Indikator klinik mutu pelayanan keperawatan

Indikator adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan dengan menggunakan instrumen, yang didalamnya terdapat variabel untuk mengukur suatu perubahan. Adapun indikator mutu keperawatan yang sudah dilaksanakan di RS. Muhammadiyah Lamongan adalah meliputi :
1.   Indikator pelayanan non bedah, terdiri dari :

a.   Angka pasien dengan dekubitus

b.   Angka kejadian infeksi karena jarum infus

c.   Angka kejadian penyulit / infeksi karena tranfusi darah d.   Angka ketidaklengkapan pengisian catatan medik
e.   Angka keterlambatan pelayanan pertama di IGD

2.   Indikator pelayanan bedah

a.   Angka infeksi luka operasi

b.   Angka komplikasi pasca operasi

c.   Waktu tunggu sebelum operasi efektif

3.   Indikator pelayanan ibu bersalin dan bayi

a.   Angka kematian ibu karena eklampsi

b.   Angka kematian ibu karena perdarahan c.   Angka kematian ibu karena sepsis
d.   Angka perpanjangan waktu rawat inap ibu melahirkan e.   Angka kematian bayi dengan BBL < 200 gram
Sedangkan indicator mutu pelayanan keperawatan yang belum dilaksanakan di

RS. Muhammadiyah Lamongan ada beberapa diantaranya :

1.   KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY) yang terdiri dari :

a.   Angka Kejadian Dekubitus

Topik Indikator
Angka Kejadian Dekubitus
Rasional
Prevalensi  pasien  yang  akan  mengalami  dekubitus  diestimasi
sebesar 5–15%, tetapi hal ini hampir semuanya dapat dicegah. Dekubitus adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gangguan integritas kulit. Terjadi akibat tekanan, gesekan dan atau kombinasi di daerah kulit dan jaringan di bawahnya.
Formula
 Jumlah kejadian dekubitus            X  100 %
Jumlah pasien beresiko terjadi dekubitus
Definisi
operasional
Jumlah   kejadian   dekubitus   adalah   yang   merupakan   jumlah
kejadian baru dekubitus yang terjadi selama periode waktu tertentu.


Numerator
(Pembilang)
Jumlah kejadian dekubitus selama dalam perawatan.
Denumerator
Jumlah pasien beresiko terjadi dekubitus, yaitu jumlah pasien yang
mempunyai resiko terjadi dekubitus selama periode waktu tertentu. Pasien yang berisiko terjadi dekubitus adalah pasien baru  setelah dilakukan pengkajian memiliki satu atau lebih faktor resiko sbb:
a.   Usia lebih dari 75 tahun
b.   Ketidakmampuan  bergerak  pada bagian tertentu  dari  tubuh tanpa bantuan, seperti pada cidera medula spenalis atau cidera kepala atau mengalami penyakit neuromuskular
c.   Malnutrisi / status gizi
d.   Berbaring lama, mengalami penekanan disalah satu/ lebih area tubuh lebih dari 2 jam di TT / penggunaan kursi roda
e.   Mengalami kondisi kronik seperti DM, Penyakit vaskuler.
f.   Inkontinen urine dan feses, yang dapat menyebabkan iritasi kulit akibat kulit yang lembab.


















































4

b. Angka Kejadian Kesalahan pada Pemberian Obat oleh Perawat

Topik
Indikator
Kejadian Kesalahan pada Pemberian Obat Oleh Perawat
Rasional
Kejadian  kesalahan  yang  terjadi  dalam  pengobatan  pasien.  Kejadian
kesalahan pengobatan pasien yang dirawat inap dapat mengakibatkan keadaan fatal atau kematian.   Kejadian   nyaris cidera pada pasien (near miss), kejadian ini sebagai tanda bahwa adanya kekurangan dalam sistem pengobatan  pasien dan mengakibatkan kegagalan dalam keamanan pasien.
Formula
Angka KTD dalam pemberian obat =
Jumlah Kejadian Tidak Diharapkan dalam Pemberian obat x 100% Jumlah pasien pada hari tersebut

Angka KNC dalam pemberian obat =
Jumlah Kejadian nyaris cidera dalam Pemberian obat   x   100% Jumlah pasien pada hari tersebut
Definisi
operasional
Kejadian salah pemberian obat : Sesuai dengan 6 Benar
1.   Salah pasien :
Dikarenakan salah nama dan tidak sesuai identitas pada medical record
2.   Salah waktu :
a.   Terlambat pemberian obat
b.   Pemberian obat yang terlalu cepat c.   Obat stop tetap dilanjutkan
3.   Salah cara pemberian/ route :
adalah salah cara memberikan obat (Oral, Intra Vena, Intra Musculer, Sub cutan, Supositoria, Drip). Misal: Pemberian Intra Muskuler diberikan secara Intravena, dll
4.   Salah Dosis :
a.   Dosis berlebih : adalah jika obat diberikan melebihi dosis obat yang diresepkan dokter.
b.   Dosis Kurang adalah jika dosis obat yang diberikan kurang dari dosis yang diresepkan dokter
5.   Salah obat :
adalah obat yang diberikan kepada pasien tidak sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter
6.   Salah dokumentasi :
adalah dokumentasi yang dilakukan tidak sesuai dengan pelaksanaan.
Numerator
(Pembilang)
Jumlah kejadian  pada pemberian kesalahan  obat  adalah jumlah insident
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang terjadi dalam 1 hari.
Kejadian tidak diharapkan (adverse event) : suatu kejadian salah pemberian obat yang mengakibatkan cidera yang tidak diharapkan karena suatu tindakan atau karena tidak bertindak.
Kejadian nyaris cidera (near miss) : suatu kesalahan pemberian obat akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, yang dapat menciderai pasien tetapi cidera serius tidak terjadi karena keberuntungan karena pencegahan atau peringanan.
Denumerator
Jumlah pasien dalam sehari adalah jumlah pasien yang dihitung berdasarkan
sensus.





5

c. Angka Kejadian Pasien Jatuh

Topik Indikator
Identifikasi pasien jatuh
Rasional
Jatuh mengakibatkan cedera fisik, psikologis dan kematian
pada pasien usia sama dan lebih dari 65 tahun. Satu dari tiga pasien usia diatas 65 tahun jatuh setiap tahunnya. Rekomendasi kelompok untuk mencari angka kejadian anak yg  jatuh  dari  tempat  tidur  dalam  kurun  waktu  tertentu. Kejadian yang tidak diharapkan yang berhubungan dengan pasien jatuh meliputi : patah tulang, injuri jaringan lunak, dan ketakutan jatuh kembali. Intervensi yang didasarkan pada pengkajianan proactive, antisipasi kebutuhan pasien, dan  partisipasi  dari  tim  multidisiplin  dalam  pencegahan pasien jatuh adalah kritis.
Formula
         Jumlah pasien jatuh                X  100%
Jumlah pasien yang beresiko jatuh
Definisi
operasional
Pasien Jatuh adalah jatuhnya pasien dari tempat tidur ke
lantai atau tempat lainnya yang lebih rendah pada saat istirahat maupun saat pasien terjaga yang tidak disebabkan oleh penyakit stroke, epilepsy, seizure, bahaya karena terlalu banyak aktivitas.

Angka Kejadian Pasien Jatuh adalah presentasi jumlah insidensi pasien jatuh dari tempat tidur yang terjadi di sarana kesehatan pada periode waktu  tertentu setiap bulan.
Numerator
(Pembilang)
jumlah pasien jatuh adalah total/jumlah pasien jatuh dari
tempat tidur yang dirawat di sarana kesehatan selama waktu tertentu setiap bulan.
Denumerator
Jumlah   pasien   yang   beresiko   jatuh   dirawat   adalah
total/jumlah pasien yang beresiko jatuh (faktor intrinsik) yang dirawat di sarana kesehatan selama periode waktu tertentu setiap bulan























6

d. Angka Kejadian Cidera Akibat Restrain

Topik Indikator
Angka pasien dengan cedera akibat restrain
Rasional
Pasien yang dipasang restrain sangat berpotensi terjadi cidera, bisa
berupa lecet pada kulit, terjatuh, atau aspirasi.
Formula
Jumlah pasien dengan cidera akibat restrain  X 100 %
Total pasien yang dipasang restrain
Definisi
operasional
Cedera  akibat  restrain  adalah  cedera  berupa  lecet  pada  kulit,
terjatuh, atau aspirasi yang diakibatkan oleh pemasangan restrain.

Pengecualiannya adalah semua pasien yang sudah cidera sebelum dilakukakan pemasangan restrain, seperti lecet atau luka.
Numerator
(Pembilang)
Jumlah pasien cidera akibat pemasangan restrain adalah jumlah
pasien yang cidera saat dipasang restrain.
Denumerator
Total  pasien  yang  dipasang  restrain  adalah semua pasien  yang
terpasang restrain pada periode waktu tertentu

E.  FLEBITIS

Topik Indikator
Angka pasien dengan flebitis
Rasional
Flebitis adalah komplikasi yang sering dikaitkan dengan terapi intra
vena  (IV)  yang  ditandai  dengan  nyeri  dekat  IV  line/sepanjang kanul, kemerahan, pembengkaan, vena teraba keras dan panas.
Formula
Jumlah pasien dengan flebitis  X 100 %
Total pasien yang dipasang IV line
Definisi
operasional
Flebitis (phlebitis) adalah peradangan akut lapisan internal vena
yang ditandai oleh rasa sakit dan nyeri di sepanjang vena , kemerahan, bengkak, dan hangat dapat dirasakan di sekitar daerah penusukan.
Pengecualian : Infeksi kulit disebabkan sebab-sebab lain. Pada infeksi ini tidak didahului oleh pemasangan infus atau suntikan lain
Numerator
(Pembilang)
Jumlah pasien dengan phlebitis
Denumerator
Jumlah pasien yang terpasang IV line






















7
















 
2. PERAWATAN DIRI KLIEN

Topik
Indikator
Angka    Pemenuhan    kebutuhan    diri    sesuai    dengan    tingkat
ketergantungan klien.
Rasional
Kebersihan dan merawat diri merupakan kebutuhan dasar manusia yang
harus terpenuhi agar tidak timbul masalah-masalah lain sebagai akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan kebersihan dan perawatan diri, misalnya penyakit kulit, rasa tidak nyaman, infeksi saluran kemih, dll.
Formula
Angka pemenuhan kebutuhan kebersihan dan merawat diri =

Jumlah pasien yg terpenuhi kebutuhan perawatan diri x 100% Jumlah pasien dirawat dgn ketergantungan partial & total care
Definisi
operasional
Tingkat terpenuhinya kebutuhan pasien terhadap kebersihan dan perawatan
diri, minimal satu kali sehari, sesuai dengan tingkat ketergantungan klien
(total dan partial nursing care). Kategori tingkat kemandirian pasien :
A      Mandiri dalam hal makan, BAB/BAK, mengenakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi.
B      Mandiri semuanya, kecuali salah satu dari fungsi di atas.
C      Mandiri semuanya, kecuali mandi dan salah satu dari fungsi di atas.
D      Mandiri semuanya, kecuali mandi, berpakaian dan salah satu dari fungsi di atas.
E      Mandiri semuanya, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan salah satu dari fungsi di atas.
F      Mandiri semuanya, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan salah satu dari fungsi di atas.
G      Ketergantungan untuk semua fungsi di atas.

Cara Penghitungan:
a.   Mengisi format sub indikator sesuai dengan kriteria b.   Sub indikator harus terisi seluruhnya/lengkap
c.   Dilakukan pengukuran selama 7 hari berturut-turut pada setiap 3 bulan d.   Dilakukan penjumlahan pasien yang terpenuhi kebutuhannya
Sub Indikator terpenuhinya kebersihan dan merawat diri adalah :
a.   Mandi dengan kriteria
1.   Gigi bersih
2.   Perineal bersih
3.   Mata bersih
4.   Rambut bersih
5.   Kulit bersih
6.   Tidak bau badan b.   Berpakaian
1.   Baju bersih
2.   Baju kering/tidak basah c.   Penampilan
1.   Rambut rapih
2.   Wajah segar






8


Numerator
(Pembilang)
Jumlah pasien yang terpenuhi kebutuhan kebersihan dan merawat diri
adalah jumlah pasien yang terpenuhi kebutuhan kebersihan dan merawat diri dengan sub indikator yang sesuai dengan kriteria pada bulan tertentu
Denumerator
Jumlah pasien total dan partial care adalah jumlah pasien pada bulan
pengukuran



3.   TINGKAT KEPUASAN PASIEN DAN KELUARGA TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN

Topik
Indikator
Tingkat  Kepuasan  Pasien  dan  Keluarga  terhadap  pelayanan keperawatan
Rasional
Pelayanan  keperawatan  sebagai  pemberi  jasa  pelayanan  kesehatan
sehingga kepuasan merupakan tujuan utama dalam memberikan pelayanan yang berkualitas. Kepuasan merupakan bagian yang penting dan hal tersebut akan terwujud bila ada komitmen, persistensi dan determinasi mulai dari top manajer perawatan dan staf.
Formula
Angka kepuasan =
Jumlah pasien yang menyatakan puas thd yankep             X 100% Jumlah pasien yg dilakukan survey pada periode tertentu
Definisi
operasional
Kepuasan pasien adalah
a.   Terpenuhinya  kebutuhan  pasien/keluarga    terhadap  pelayanan keperawatan yang diharapkan
b.   Persentase kepuasan pasien terhadap pelayanan  keperawatan Elemen  indikator  adalah  kriteria  yang  memperlihatkan  tingkatan kepuasan pasien.
Elemen indikator pada survey terdiri dari: a.   kelengkapan dan ketepatan informasi b.   penurunan kecemasan
c.   perawat trampil profesional d.   pasien merasa nyaman
e.   terhindar dari bahaya
f.   perawat ramah dan empati
Numerator
(Pembilang)
Jumlah  pasien  pulang  yang  menyatakan  puas  terhadap  pelayanan
keperawatan yang diberikan.
Denumerator
Jumlah pasien yang dilakukan survey pada periode tertentu.
Kriteria pasien yang dilakukan survey adalah setiap pasien baru yang telah dirawat :
·    selama 3 hari
·    tidak pulang paksa
·    pulang hidup

4.   KENYAMANAN
Topik
Indikator

Tatalaksana Pasien Nyeri
Rasional
·    Tatalaksana   nyeri   adalah   merupakan   inti   dari   pelayanan keperawatan.     Buruknya     pelayanan     keperawatan     dalam
penatalaksanaan  nyeri  adalah  merupakan  indikator  buruknya
KUALITAS  pelayanan.
·    Penatalaksanaan    nyeri    ditujukan    untuk    mempertahankan kenyamanan dan memperbaiki kualitas kehidupan pasien.
Tujuan
·    Paling sedikit 90% askep yang terdokumentasi akan mencakup skala nyeri yang dialami pasien seperti yang didefinisikan dalam
standar nyeri
·    Paling sedikit 90% tindakan yang dilakukan perawat adalah respon terhadap nyeri yang dikemukakan oleh   pasien untuk mencapai kriteria nyaman/ nyeri terkontrol
Formula
Persentase pasien dengan nyeri yang terdokumentasi dalam askep:
Jumlah total pasien nyeri yang terdokumentasi x 100%
Jumlah total pasien per periode waktu tertentu

Persentase tatalaksana pasien nyeri:
Jumlah total tindakan perawat sebagai respon nyeri x 100 %
Jumlah total pasien terdokumentasi nyeri skala > 4  per periode waktu tertentu
Definisi
operasional
·     Tindakan perawat   adalah berbagai tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk merespon nyeri sesuai ambang skala
yang ditetapkan dan sesuai dengan rencana perawatan yang dibuat, termasuk kunjungan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan lain
·     Nyeri adalah sensasi atau perasaan tidak nyaman yang bersifat subjektif yang diutarakan/digambarkan oleh pasien dan perlu ditangani/ dilakukan tatalaksanan nyeri.
·     Untuk tujuan indikator ini, yang dimaksud dengan tindakan adalah berbagai tindakan yang dilakukan sebagai respon terhadap ambang nyeri pada skala nyeri 4 atau lebih TIDAK termasuk
follow-up pengkajian karena termasuk pada kewajiban
Numerator
(Pembilang)

Jumlah total tindakan perawat sebagai respon nyeri
Denumerator
Jumlah total pasien terdokumentasi nyeri pada skala 4/> per periode
waktu tertentu
Sumber Data
Medical Record Pasien/ catatan medik pasien
Populasi
Semua pasien yang masuk di unit perawatan
Frekuensi
Per bulan

 
a.   Angka Tatalaksana Pasien Nyeri

b.  Angka Kenyamanan Pasien

Topik Indikator
Pasien   merasa   nyaman:   Pasien   dengan   rasa   nyeri
terkontrol
Rasional
Nyeri mengakibatkan ketidaknyamanan pasien. Pasien akan
puas dengan mempertahankan tingkat kenyamanan (nyeri terkontrol) pada skala nyeri kurang dari 4 pada skala 0-10, dengan, dengan mengidentifikasikan 0 sebagai skala nyeri terendah.
Formula
Angka kenyamanan pasien=
Jumlah pasien dengan nyeri terkontrol  x 100 %
Jumlah pasien yang terdokumentasi nyeri per periode waktu tertentu
Definisi operasional
·    Nyeri adalah suatu kondisi yang lebih dari sekadar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu, bersifat
subjektif dan sangat individual
·    Pasien   dengan   nyeri   terkontrol   adalah   pasien   yang menunjukkan skala nyeri dibawah 4 sampai dengan 0 pada skala 0-10 atau dengan gold standard : pasien menyatakan tidak merasakan nyeri, tidak ada ketakutan, kecemasan dan depresi setelah diberikan tindakan keperawatan selama periode waktu tertentu
Numerator
(Pembilang)

Jumlah pasien dengan nyeri terkontrol
Denumerator
Jumlah pasien yang terdokumentasi nyeri per periode waktu
tertentu
Sumber Data
Medical Record Pasien/ catatan medik pasien
Populasi
Semua pasien yang masuk di unit perawatan
Frekuensi
Per bulan



5.   ANGKA KEJADIAN CEMAS

Topik Indikator
Identifikasi kecemasan pasien
Rasional
Kejadian cemas dapat mempengaruhi status kesehatan pasien
karena dapat menyebabkan ketidaknyamanan, bertambahnya hari rawat dan pasien dapat mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Formula
Angka Kejadian Cemas pada Ruang Rawat Umum =
           Jumlah pasien cemas                  x 100%
Jumlah pasien yang dirawat

Angka Kejadian Cemas pada Ruang Rawat Psikiatri = Jumlah pasien cemas 3 x 24 jam               x 100%
Jumlah pasien yang dirawat dlm waktu 3x24 jam
Definisi operasional
Cemas adalah perasaan was-was, kuatir atau tidak nyaman
seakan-akan terjadi suatu yang dirasakan sebagai ancaman.



Angka Kejadian Pasien Cemas adalah presentasi jumlah
prevalensi pasien cemas (dari rata-rata identifikasi aspek: materi pendidikan/penyuluhan kepada pasien yang diberikan diulang/review oleh pasien, materi pendidikan/penyuluhan direview kembali oleh perawat dan dilakukan tanya jawab, informasi yang cukup diberikan untuk mengurangi cemas) yang dirawat di sarana kesehatan selama periode waktu tertentu setiap bulan.
Numerator
(Pembilang)
Jumlah pasien cemas adalah total/jumlah pasien cemas
bedasarkan hasil identifikasi pasien cemas (dari rata-rata identifikasi aspek : materi pendidikan/ penyuluhan kepada pasien yang diberikan diulang/review oleh pasien, materi pendidikan/ penyuluhan direview kembali oleh perawat dan dilakukan tanya jawab, informasi yang cukup diberikan untuk mengurangi cemas) yang dirawat disarana kesehatan selama waktu tertentu setiap bulan
Denumerator
Jumlah pasien yang dirawat adalah total/ jumlah pasien
dirawat di sarana kesehatan selama periode waktu tertentu setiap bulan.



6.   PENGETAHUAN

A.  Pengetahuan tentang Penyakitnya

Topik Indikator
Pengetahuan Tentang Penyakitnya
Rasional
Indikator ini menunjukkan  kemungkinan masalah dalam
memberikan informasi pengetahuan kepada pasien di ruang perawatan.
Informasi yang diterima oleh pasien berhubungan dengan kondisi dan perawatan yang diterimanya.
Formula
Jumlah pasien yang kurang pengetahuan                 x 100%
Jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu
Definisi
operasional
Pengetahuan adalah kemampuan pasien mengetahui
informasi tentang penyakitnya
Numerator
(Pembilang)
Jumlah pasien yang kurang pengetahuan adalah jumlah
pasien yang setelah dikaji menunjukkan bahwa pasien/keluarga kurang pengetahuan tentang penyakitnya dan perawatannya.
Denumerator
Jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu adalah
jumlah pasien yang dirawat di ruang tertentu dan dihitung pada periode tertentu

B.  Discharge Planning

Topik Indikator
Discharge Planning
Rasional
Waktu rawat pasien di ruang emergency menjadi lebih pendek
berkaitan dengan pembiayaan, pasien tetap membutuhkan perawatan bila pulang kerumah. Dischard planning merupakan proses antisipasi dan perencanaan kebutuhan pasien setelah pulang atau bila dirujuk ke sarana kesehatan lain.
Perencanaan pemulangan dimulai sejak pasien masuk, bahkan dapat dilakukan sebelumnya, sebagai contoh untuk pasien yang akan dilakukan operasi, dokter telah memberikan penjelasan berapa lama pasien akan dirawat
Formula
Jumlah pasien yang tidak dibuat discharge planning pada periode
tertentu
Jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu
Definisi
operasional
Discharge  Planning  adalah  suatu  proses  yang  dipakai  sebagai
pengambilan keputusan  dalam  hal  memenuhi  kebutuhan pasien untuk kesempurnaan kepindahan pasien dari satu tempat perawatan ke tempat lainnya.
Numerator
(Pembilang)
Jumlah pasien yang tidak dibuat dischard planning pada periode
tertentu adalah jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu tidak dibuatkan dischard planning.
Denumerator
Jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu adalah jumlah
pasien yang dirawat pada periode tertentu


E.  Audit internal pelayanan keperawatan

Audit internal adalah suatu kegiatan penjagaan mutu (menilai kesesuaian antara fakta dengan kriterianya) dan konsultasi oleh tim independen serta obyektif yang dirancang untuk memberikan nilai tambah sekaligus memajukan kegiatan organisasi dalam mencapai tujuannya. Tujuan audit pelayanan keperawatan adalah:

1.   Memonitor aktifitas pelayanan keperawatan.
2.   Mengidentifikasi dan meminimalkan resiko.
3.   Memvalidasi   laporan   untuk   meyakinkan   akurasi,   ketepatan   waktu   dan maknanya sehingga keputusan didasarkan pada pada laporan tersebut lebih valid.
4.   Meninjau kegiatan yang sudah berlalu dan sedang berjalan.

0 comments:

Post a Comment